Dua Dunia

Tidak dapat dipungkiri setiap orang mempunyai dua dunia yang sulit untuk dipisahkan. Memilih dua dunia adalah hal yang paling sulit. Biarlah hati nurani dan logika kita bicara dengan jernih.

Senin, 02 Agustus 2010

DUA DUNIA


Semangat sekali karena temanku mau datang dari Amrik. Dia juga semangat karena dia juga punya segudang rencana makan, bertemu teman, datang ke rumah saudara saudara , kegiatan untuk anaknya yang akan ikut short course fashion design, membatik dsb.

Rencana sudah ada dan kedatanganpun sangat dinantikan. Dia memang tidak tinggal di tempatku tapi di rumah kakaknya. Jadi kami janjian untuk bertemu di tempat sekolah anaknya ambil fashion design. Setelah waktu dan tempat ditentukan, kami bertemu dan rasanya banyak yang dibicarakan karena bertahun tahun , hampir sekitar 20 tahun kami tidak bertemu. Ngga terasa waktunya habis, kami harus berpisah duluan. Kami janji ketemu lagi. Wah beberapa hari kemudian, dia menelpon , ngga disangka karena dia mau ke rumahku katanya dia lagi ada waktu. Senang banget kan. Jadi dia kerumahku. Cuman karena dia perlu sekali untuk akses komputer melihat email yang masuk. Dia ngga sempat banyak bicara denganku.

Ternyata banyak acara yang dia harus lakukan . Bukan hanya di Jakarta, tetapi dia akan ke Bali, Bandung, Jogjakarta, Semarang dan akhirnya Muntilan tempat dia dibesarkan. Jadi kami berpisah dan bertemu dalam email saja.

Waktu tidak terasa sudah berjalan demikian cepat, sebulan, dia harus pulang kembali ke Amerika. Tentu saja saya tidak bisa mengantar karena dari Jogja dia ke Jakarta dan selanjutnya ke Amerika . Jadi hanya transit saja di Jakarta.

Semula aku pikir wah dia sudah Ok saja karena semuanya yang direncanakan sudah terlaksana dan dia bisa pulang dengan senang, banyak pengalaman dsb.

Email sebelum pulang kutrima dengan sedih. Kenapa dia bercerita aku ini hidup dalam dua dunia. Kenapa dua dunia? Dunia pertamaku adalah negara Indonesia dimana banyak teman-ku yang lama dan keluarga sangat bersahabat dan apalagi almarhum ibuku juga ada disini. Berat sekali meninggalkan mereka, sudah kubilang kepada anakku, mungkin aku hanya antar dia sampai di Taiwan dan aku akan balik kembali ke Indonesia. Apa kata anakku. Apakah kau tidak ingat di Amerika ada suami, anak, menantu yang sangat merindukanmu untuk kembali? Perasaanku sangat berguncang karena aku harus memutuskan apakah aku tetap harus kembali ke Amerika? Anakku saja tidak mengerti bahwa aku masih mempunyai memory yang sangat lekat dengan semua yang kutinggalkan. Melihat anaku kembali memang dia benar , semua keluarga dekatku sekarang bukan lagi di Indonesia tetapi di Amerika. Itulah yang membuatku harus mengambil keputusan harus ke Amerika...namun airmata tetap tidak berhenti mengalir. Kapan aku bisa kembali atau ini yang terakhir kali karena setiap kali pulang memang tidak ada kepastian kapan kembali.....

Tidak ada komentar: