Dua Dunia

Tidak dapat dipungkiri setiap orang mempunyai dua dunia yang sulit untuk dipisahkan. Memilih dua dunia adalah hal yang paling sulit. Biarlah hati nurani dan logika kita bicara dengan jernih.

Senin, 01 November 2010

Dua Pilihan

Udara cerah , tidak ada mendung sama sekali. Setelah selesai olah raga pagi, saya tetap pada kebiasaan pagi hari dengan mengecek semua email yang datang. Satu persatu dibaca....dan saat ketika makan siang sudah tiba, anakku datang dan duduk bersama. Mukanya seperti mencerminkan ada sesuatu yang mengganjal dan perlu dikomunikasikan. Akhirnya, pembicaraan dimulai dengan suatu pertanyaan, mamah jika dihadapkan kepada 2 pilihan tetapi harus dipilih hanya 1 tetapi keduanya sangat sulit untuk dipilih, bagaimana cara memilih dengan tepat.

2 pilihan yang dilematis adalah tugas tugas sekolah yang cukup banyak dan perlu diselesaikan dan tugas yang lain adalah tugas gereja untuk team building supaya ada team yang solid bagi pelayanan. Ternyata memutuskan hanya satu hal dimana keduanya penting untuk dilakukan sangat dilematis dan penuh dengan pertimbangan. Tidak mudah karena dua duanya mempunyai prioritas penting dan tidak bisa tidak dilakukan.

Anakku datang dengan suatu pertanyaan bagaimana jika aku dihadapkan pada hal yang sama. Apa yang menjadi pilihanku? Memang agak tersentak dan harus memikirkan lebih jauh bagaimana menjawabnya dan jawaban apa yang tepat dan seharusnya.
Lalu, setelah berpikir sejenak dengan berbagai pertimbangan, saya hanya memberikan pandangan apa yang menjadi prioritas dalam hidupmu, memang pasti Tuhan, tetapi ketika Tuhan juga memberikan pikiran kepada kita untuk menggunakan waktu dengan sebaik baiknya. Tentu engkau sendiri yang lebih tahu dimana dan waktu yang engkau pilih itu sudah tepat atau belum. Jawabannya hanya pada dirimu sendiri.

Senin, 02 Agustus 2010

DUA BUDAYA


Tinggal di Amrik dengan keluarga itulah idaman temanku. Setelah dia dapat green card, temanku perempuan berangkat beserta 2 anaknya, lelaki dan perempuan. Pendidikan di negara paman Sam memang idaman bagi para orang tua karena selain kwalitasnya bisa jauh lebih baik juga tentu saja jaminan untuk kerjanya lebih bagus .

Membutuhkan banyak pengorbanan bagi orang tua yang mempunyai idealis untuk pendidikan anak anaknya. Tidak dapat dipungkiri lagi sampai pisah dengan suami pun harus dilakoni. Suami masih punya kerja yang bagus di Indonesia jadi belum bisa ditinggalkan. Namun pada akhirnya hidup berkeluarga seharusnya memang harus menyatu . Harmonis nya sebuah keluarga yang ideal harus demikian. jadi akhirnya pekerjaan yang mapan pun terpaksa ditinggalkan dan mencari pekerjaan baru di negara paman Sam.

Sungguh tidak mudah orang tua yang dulunya tinggal di Indonesia harus terkaget kaget menyesuaikan dirinya dengan budaya Amrik. BUkan hanya dirinya sendiri tetapi anak yang dulu masih kecil dibawanya ke Amrik sudah tumbuh dewasa dengan budaya Amrik. Tidak disadarinya bahwa budaya Amrik sangat melekat pada kedua anak temanku. Temanku belum menyadari ketika suatu hari dia melihat kenyataan bahwa anaknya bukan seperti apa yang dipikirkan karena pola pikirnya masih berpijak pada budaya Indonesia, menghormati orang tua dengan santun, loh kok dia menemukan anaknya memanggilnya dengan nama kecilnya. Dia masih mengharapkan anaknya sering menemuinya atau say Hello karena cinta seorang ibu itu benar benar sepanjang galah katanya, tapi apa yang dilihatnya membuat dia shock karena anak itu bilang sibuk dan tidak bisa menjenguk dan bahkan berbulan bulan tidak menelpon maupun saya hello. Ach sungguh dunia dia yang masih berpola kepada Indonesia membuatnya frustrasi ketika kenyataan budaya Amrik tidak sesuai dengan harapannya.

Lepaskan dunia lamamu ketika kamu masuk ke dalam dunia baru karena kalo tidak kau akan terjebak pada frustrasi yang berkepanjangan dan tidak membahagiakan dirimu.

DUA DUNIA


Semangat sekali karena temanku mau datang dari Amrik. Dia juga semangat karena dia juga punya segudang rencana makan, bertemu teman, datang ke rumah saudara saudara , kegiatan untuk anaknya yang akan ikut short course fashion design, membatik dsb.

Rencana sudah ada dan kedatanganpun sangat dinantikan. Dia memang tidak tinggal di tempatku tapi di rumah kakaknya. Jadi kami janjian untuk bertemu di tempat sekolah anaknya ambil fashion design. Setelah waktu dan tempat ditentukan, kami bertemu dan rasanya banyak yang dibicarakan karena bertahun tahun , hampir sekitar 20 tahun kami tidak bertemu. Ngga terasa waktunya habis, kami harus berpisah duluan. Kami janji ketemu lagi. Wah beberapa hari kemudian, dia menelpon , ngga disangka karena dia mau ke rumahku katanya dia lagi ada waktu. Senang banget kan. Jadi dia kerumahku. Cuman karena dia perlu sekali untuk akses komputer melihat email yang masuk. Dia ngga sempat banyak bicara denganku.

Ternyata banyak acara yang dia harus lakukan . Bukan hanya di Jakarta, tetapi dia akan ke Bali, Bandung, Jogjakarta, Semarang dan akhirnya Muntilan tempat dia dibesarkan. Jadi kami berpisah dan bertemu dalam email saja.

Waktu tidak terasa sudah berjalan demikian cepat, sebulan, dia harus pulang kembali ke Amerika. Tentu saja saya tidak bisa mengantar karena dari Jogja dia ke Jakarta dan selanjutnya ke Amerika . Jadi hanya transit saja di Jakarta.

Semula aku pikir wah dia sudah Ok saja karena semuanya yang direncanakan sudah terlaksana dan dia bisa pulang dengan senang, banyak pengalaman dsb.

Email sebelum pulang kutrima dengan sedih. Kenapa dia bercerita aku ini hidup dalam dua dunia. Kenapa dua dunia? Dunia pertamaku adalah negara Indonesia dimana banyak teman-ku yang lama dan keluarga sangat bersahabat dan apalagi almarhum ibuku juga ada disini. Berat sekali meninggalkan mereka, sudah kubilang kepada anakku, mungkin aku hanya antar dia sampai di Taiwan dan aku akan balik kembali ke Indonesia. Apa kata anakku. Apakah kau tidak ingat di Amerika ada suami, anak, menantu yang sangat merindukanmu untuk kembali? Perasaanku sangat berguncang karena aku harus memutuskan apakah aku tetap harus kembali ke Amerika? Anakku saja tidak mengerti bahwa aku masih mempunyai memory yang sangat lekat dengan semua yang kutinggalkan. Melihat anaku kembali memang dia benar , semua keluarga dekatku sekarang bukan lagi di Indonesia tetapi di Amerika. Itulah yang membuatku harus mengambil keputusan harus ke Amerika...namun airmata tetap tidak berhenti mengalir. Kapan aku bisa kembali atau ini yang terakhir kali karena setiap kali pulang memang tidak ada kepastian kapan kembali.....